Informasi terbaru seputar penyakit dalam

Apa Saja Penyebab Epistaksis?

“Apa Saja Penyebab Epistaksis?”Diulas secara medis oleh dr. Annisa MM, MD (Dokter Spesialis Penyakit Dalam) Pencegahan Penyakit Ginjal, Metabolik & Kardiovaskular. Dokter Spesialis Hemodialisis

Epistaksis , atau yang lebih dikenal sebagai mimisan, adalah kondisi medis yang cukup umum di mana terjadi pendarahan dari hidung. Meski sering kali tidak berbahaya, mimisan dapat menjadi tanda adanya kondisi kesehatan yang perlu mendapat perhatian. Artikel ini akan membahas secara mendalam berbagai penyebab epistaksis, mulai dari faktor lingkungan hingga kondisi medis yang mendasarinya.

Apa Itu Epistaksis?

Epistaksis terjadi ketika pembuluh darah kecil di dalam hidung, terutama di area yang disebut pleksus Kiesselbach, pecah dan menyebabkan pendarahan. Hidung memiliki banyak pembuluh darah yang berada dekat dengan permukaan, sehingga mudah mengalami iritasi atau cedera. Mimisan dapat dibagi menjadi dua jenis:

  1. Epistaksis Anterior: Terjadi di bagian depan hidung, lebih umum dan biasanya tidak serius.

  2. Epistaksis Posterior: Terjadi di bagian belakang hidung, lebih jarang, tetapi dapat menyebabkan pendarahan yang lebih parah.

Penyebab Utama Epistaksis

  1. Kekeringan dan Iritasi pada Hidung

Kondisi lingkungan seperti udara yang sangat kering dapat mengeringkan lapisan dalam hidung, membuatnya rentan terhadap luka. Faktor seperti penggunaan pemanas ruangan, paparan polusi, atau asap rokok juga dapat menyebabkan iritasi.

  1. Trauma atau Cedera Fisik

Trauma pada hidung, seperti terbentur, terjatuh, atau kebiasaan mengorek hidung, dapat merusak pembuluh darah kecil di hidung. Ini adalah salah satu penyebab mimisan yang paling umum, terutama pada anak-anak.

  1. Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi)

Hipertensi kronis dapat meningkatkan tekanan pada dinding pembuluh darah, membuatnya lebih rentan pecah. Mimisan yang berulang pada orang dewasa sering kali menjadi tanda adanya tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol.

  1. Rinitis Alergi

Penderita rhinitis alergi sering mengalami peradangan pada hidung akibat paparan alergen seperti debu, serbuk sari, atau bulu hewan. Bersin berulang-ulang dan penggunaan obat semprot hidung yang berlebihan dapat meningkatkan risiko epistaksis.

  1. Infeksi Saluran Pernapasan Atas

Pilek, sinusitis, atau infeksi lain pada saluran pernapasan dapat menyebabkan hidung tersumbat dan iritasi. Kondisi ini sering kali memperbesar kemungkinan terjadinya mimisan, terutama saat hidung terlalu sering ditiup.

  1. Penggunaan Obat Tertentu

Beberapa obat dapat meningkatkan risiko mimisan, seperti:

– Aspirin dan antikoagulan (pengencer darah): Mengurangi kemampuan darah untuk membekukan.

– Kortikosteroid semprot hidung : Dapat menyebabkan kekeringan dan iritasi pada jaringan hidung.

  1. Kelainan Pembekuan Darah

Gangguan seperti hemofilia atau penyakit von Willebrand dapat menghambat kemampuan tubuh untuk menghentikan pendarahan. Hal ini dapat menyebabkan mimisan yang sulit dihentikan.

  1. Tumor atau Polip Hidung

Pada kasus yang jarang, epistaksis dapat disebabkan oleh adanya pertumbuhan abnormal, seperti polip atau tumor jinak maupun ganas di rongga hidung. Jika mimisan sering terjadi hanya di satu sisi hidung, sebaiknya periksakan ke dokter.

  1. Perubahan Hormon

Wanita hamil sering mengalami mimisan akibat peningkatan volume darah dan perubahan hormon yang membuat pembuluh darah di hidung lebih sensitif.

  1. Faktor Genetik

Beberapa kondisi genetik, seperti telangiektasia hemoragik herediter (HHT), dapat menyebabkan mimisan yang berulang karena pembuluh darah abnormal di hidung.

Faktor Risiko Mimisan

Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko epistaksis meliputi:

– Usia: Anak-anak dan lansia lebih rentan terhadap mimisan.

– Iklim: Udara dingin atau kering.

– Kebiasaan merokok: Merokok dapat merusak jaringan hidung.

– Stres: Dapat memicu hipertensi yang berkontribusi pada epistaksis.

Cara Mencegah Epistaksis

Mencegah mimisan dapat dilakukan dengan cara berikut:

  1. Hindari Kekeringan: Gunakan humidifier di ruangan untuk menjaga kelembapan udara.

  2. Hati-Hati Saat Membersihkan Hidung: Jangan mengorek hidung atau meniup hidung terlalu keras.

  3. Hindari Alergen: Identifikasi dan hindari faktor pemicu alergi.

  4. Hidrasi yang Cukup: Minum air yang cukup untuk menjaga kelembapan tubuh.

  5. Kontrol Hipertensi: Periksa tekanan darah secara rutin dan ikuti anjuran dokter jika memiliki riwayat hipertensi.

Kapan Harus Menghubungi Dokter?

Mimisan biasanya dapat diatasi sendiri di rumah, tetapi Anda harus segera mencari bantuan medis jika:

– Mimisan berlangsung lebih dari 20 menit meskipun sudah diberikan tekanan.

– Perdarahan sangat deras atau disertai muntah darah.

– Mimisan terjadi setelah cedera serius pada kepala atau hidung.

– Mimisan sering terjadi tanpa sebab yang jelas.

Penanganan Awal Epistaksis di Rumah

Jika mimisan terjadi, berikut langkah-langkah yang dapat Anda lakukan:

  1. Duduk Tegak dan Condong ke Depan: Hindari berbaring untuk mencegah darah mengalir ke tenggorokan.

  2. Tekan Hidung: Gunakan ibu jari dan jari telunjuk untuk menekan bagian lunak hidung selama 10-15 menit.

  3. Kompres Dingin: Letakkan kompres es di pangkal hidung untuk membantu menghentikan perdarahan.

  4. Hindari Meniup Hidung: Setelah perdarahan berhenti, jangan meniup hidung selama beberapa jam.

Kesimpulan

Epistaksis adalah kondisi yang umum dan sering kali tidak berbahaya, tetapi dapat menjadi tanda adanya masalah kesehatan yang lebih serius. Penyebab mimisan sangat bervariasi, mulai dari iritasi ringan hingga kondisi medis seperti hipertensi atau gangguan pembekuan darah. Dengan mengenali penyebab dan faktor risikonya, Anda dapat mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter jika mimisan sering terjadi atau sulit dihentikan.

Referensi

  1. Mayo Clinic. (2022). “Nosebleed (Epistaxis).” Mayo Clinic. Diakses pada 12 Januari 2025, dari https://www.mayoclinic.org.
  2. National Institutes of Health (NIH). (2020). “Epistaxis (Nosebleeds).” National Institute of Ear, Nose, and Throat Disorders.
  3. Kim, M. H., & Lee, C. H. (2019). “Epistaxis and its management in adult patients.” Journal of Clinical Otolaryngology. 13(4): 234-240.
  4. McDonald, JR, & Lee, JH (2021). “Mimisan: Penyebab dan Pilihan Pengobatan.” Dokter Keluarga Amerika. 104(2): 101-107.

About the Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may also like these