Medically reviewed by dr. Annisa MM, MD, (Internist) Cardiovascular & Renal Disease Prevention, Hemodialysis Medicine Fellow.
Cara mencegahan demam tifoid dan penyebabnya, pengertian dari Demam tifoid merupakan infeksi bakteri yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi. Meskipun sebagian besar kasus dapat berhasil diobati dengan antibiotik, beberapa orang mungkin mengalami episode penyakit berulang yang dikenal sebagai demam tifoid yang kambuh atau berulang. Memahami penyebab dan strategi pencegahan kekambuhan demam tifoid sangat penting untuk mengelola kondisi ini secara efektif.
Demam tifoid, juga dikenal sebagai demam enterik atau demam abdominal, merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi. Penyakit ini biasanya ditularkan melalui makanan atau air yang terkontaminasi oleh tinja orang yang terinfeksi. Meskipun telah ada kemajuan dalam pengobatan dan pencegahan demam tifoid, namun masih merupakan masalah kesehatan global yang signifikan di berbagai belahan dunia, terutama di negara-negara berkembang. Artikel ini akan membahas penyebab, gejala, diagnosis, serta langkah-langkah pencegahan yang dapat diambil untuk mengurangi risiko terkena demam tifoid.
Penyebab Demam Tifoid Kambuh
Demam tifoid disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi. Bakteri ini dapat masuk ke dalam tubuh melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi. Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terkena demam tifoid antara lain:
- Perawatan yang Tidak Memadai: Kegagalan untuk menyelesaikan seluruh rangkaian antibiotik atau mengonsumsi jenis antibiotik yang salah dapat menyebabkan pembersihan bakteri yang tidak tuntas, sehingga menyebabkan kekambuhan.
- Resistensi Antibiotik: Meningkatnya resistensi antibiotik pada bakteri Salmonella typhi dapat mempersulit pengobatan infeksi secara efektif, sehingga meningkatkan risiko kekambuhan.
- Status Pembawa: Beberapa orang mungkin menjadi pembawa bakteri tanpa gejala, menyimpan bakteri di kandung empedu atau usus, dan mengalami episode demam tifoid yang berulang.
- Kontaminasi Air dan Makanan: Bakteri Salmonella typhi dapat hidup dalam air atau makanan yang terkontaminasi oleh tinja orang yang terinfeksi. Hal ini sering terjadi di daerah dengan sanitasi yang buruk.
- Kepadatan Populasi: Tempat-tempat dengan populasi padat cenderung memiliki risiko penularan yang lebih tinggi karena penyebaran bakteri dapat lebih mudah terjadi.
- Kualitas Sanitasi yang Buruk: Kurangnya akses terhadap fasilitas sanitasi yang memadai dapat memperburuk penyebaran penyakit ini.
- Perjalanan ke Daerah Endemis: Orang yang melakukan perjalanan ke daerah di mana demam tifoid umumnya lebih umum memiliki risiko lebih tinggi untuk terinfeksi
Gejala Demam Tifoid
Gejala demam tifoid dapat bervariasi dari ringan hingga parah. Beberapa gejala umum yang biasanya muncul antara lain:
- Demam Tinggi: Demam yang tiba-tiba dan tinggi merupakan salah satu gejala utama demam tifoid.
- Sakit Kepala: Kepala terasa sakit dan berat, terutama di bagian belakang kepala.
- Kehilangan Nafsu Makan: Hilangnya nafsu makan dan berat badan yang berkurang secara signifikan.
- Nyeri Perut: Nyeri atau kram perut yang terutama terjadi di sekitar pusar.
- Konstipasi atau Diare: Perubahan pola buang air besar, bisa berupa diare atau konstipasi.
- Mual dan Muntah: Mual dan muntah dapat terjadi, terutama setelah makan.
Strategi Pencegahan Demam Tifoid
Pencegahan demam tifoid sangat penting untuk mengurangi risiko penyebaran penyakit ini. Beberapa langkah pencegahan yang dapat diambil antara lain:
- Pengobatan Antibiotik Lengkap: Penting untuk mengikuti pengobatan antibiotik yang diresepkan dan tidak menghentikan pengobatan sebelum waktunya untuk memastikan pemberantasan bakteri secara menyeluruh.
- Vaksin: Mendapatkan vaksinasi terhadap demam tifoid dapat membantu mencegah infeksi awal dan mengurangi risiko kekambuhan di daerah endemis.
- Keamanan Pangan dan Air: Mempraktikkan kebersihan yang baik, minum air bersih, dan mengonsumsi makanan yang dimasak dengan benar dapat membantu mencegah penyebaran demam tifoid dan mengurangi risiko kekambuhan.
- Skrining dan Pemantauan: Individu yang pernah menderita demam tifoid harus dimonitor secara rutin untuk mendeteksi tanda-tanda kekambuhan, terutama jika mereka terus mengalami gejala seperti demam dan sakit perut.
- Higienitas Dasar: Mencuci tangan dengan sabun dan air bersih secara teratur, terutama sebelum makan dan setelah buang air besar, adalah langkah penting dalam mencegah penyebaran bakteri.
- Pengolahan Makanan yang Aman: Memastikan makanan dimasak dengan baik dan air minum berasal dari sumber yang aman adalah kunci untuk menghindari infeksi.
- Pengendalian Sanitasi: Meningkatkan sanitasi lingkungan, termasuk akses yang lebih baik terhadap fasilitas sanitasi dan pengolahan limbah, dapat membantu mengurangi risiko penyebaran demam tifoid.
Diagnosis Demam Tifoid
Diagnosis demam tifoid biasanya dilakukan melalui beberapa metode, termasuk:
- Pemeriksaan Fisik: Dokter dapat melakukan pemeriksaan fisik untuk mencari tanda-tanda demam tifoid, seperti pembengkakan limpa atau hati.
- Tes Darah: Tes darah dapat dilakukan untuk mencari tanda-tanda infeksi, seperti peningkatan jumlah sel darah putih.
- Kultur Darah: Sampel darah dapat dikultur untuk mengidentifikasi bakteri Salmonella typhi.
- Tes Tinja: Tes tinja mungkin dilakukan untuk mencari tanda-tanda infeksi bakteri dalam tinja.
Kesimpulan
Demam tifoid tetap menjadi masalah kesehatan global yang signifikan, tetapi langkah-langkah pencegahan yang tepat dapat membantu mengurangi risiko penularannya. Menjaga kebersihan pribadi, mengonsumsi makanan yang aman, dan memastikan akses yang memadai terhadap vaksinasi dapat membantu melindungi diri sendiri dan komunitas dari penyakit ini. Dengan kesadaran dan tindakan yang tepat, demam tifoid dapat dicegah dan dikendalikan dengan lebih efektif.
Referensi
- Parry CM, Hien TT, Dougan G, White NJ, Farrar JJ. Demam tifoid. N Engl J Med. 28 November 2002; 347 (22):1770-82. [ PubMed ]
- Alikhan NF, Zhou Z, Sersan MJ, Achtman M. Tinjauan genom struktur populasi Salmonella. Genet PLoS. April 2018; 14 (4):e1007261. [ Artikel gratis PMC ] [ PubMed ]
- Heymans R, Vila A, van Heerwaarden CAM, Jansen CCC, Castelijn GAA, van der Voort M, Biesta-Peters EG. Deteksi cepat dan diferensiasi spesies Salmonella, Salmonella Typhimurium dan Salmonella Enteritidis dengan PCR kuantitatif multipleks. PLoS Satu. 2018; 13 (10):e0206316. [ Artikel gratis PMC ] [ PubMed ]
- Gu D, Wang Z, Tian Y, Kang X, Meng C, Chen X, Pan Z, Jiao X. Prevalensi Isolat Salmonella dan Distribusinya Berdasarkan Urutan Seluruh Genom di Rumah Potong Ayam di Jiangsu, Cina. Ilmu Pengetahuan Dokter Hewan Depan. 2020; 7 :29. [ Artikel gratis PMC ] [ PubMed ]